Kamis, 13 Desember 2012

Fenomena Brandjacking: Perusahaan Wajib Punya 'Tangan' di Media Sosial!

Jakarta - Penggunaan media sosial kian meraksasa. Banyak hal yang bisa diambil dari salah satu corong new media ini, sehingga hukumnya kini dianggap sudah wajib bagi perusahaan untuk memiliki 'kepanjangan tangan' di Twitter cs.

Praktisi online marketing, Nukman Luthfie mengatakan, keikutsertaan suatu perusahaan di ranah media sosial jangan dianggap sebagai keterpaksaan. Namun sebaiknya dilihat dari bagian dari strategi komunikasi perusahaan itu sendiri.


Bahkan, ia menilai jika suatu perusahaan tidak memiliki akun di media sosial maka sama saja dengan tidak memiliki akses telepon di dunia nyata. Ujung-ujungnya, tidak bisa melakukan kontak dengan siapapun.

"Untuk itu, wajib hukumnya bagi suatu perusahaan untuk memiliki akun di media sosial. Ini akan menjadi chanel komunikasi kita (antara perusahaan dengan pengguna-red.)," tukasnya kepada detikINET, Selasa (23/11/2010).

Adapun tingkat adopsi perusahaan di Tanah Air terhadap situs media sosial dinilai Nukman sudah terbilang lumayan. Maksudnya, tidak terlalu banyak yang sudah mengadopsi, tapi sudah mulai tanggap. 

"Di media sosial seperti Facebook itu juga banyak pengguna yang membuat fans page. Tapi itu dijalankan oleh individu yang memang nge-fans terhadap perusahaan itu. Tapi sebaiknya dibuat akun resmi yang benar-benar dari perusahaan, lalu diintegerasikan dengan situsnya," Nukman menandaskan.

Hal ini sejatinya lebih baik ketimbang nama perusahaan kita dibajak (brandjacking) di suatu media sosial. Tentu ini bisa berimbas negatif. Bukannya menjaga reputasi malah menjatuhkan nama baik perusahaan kita.

Kian merakyatnya social media sebagai alat bantu marketing memunculkan ancaman brandjacking. 'Korban' aksi ini cukup banyak, mulai dari Steve Jobs hingga Barack Obama.

Brandjacking merupakan aksi berpura-pura sebagai brand/tokoh tertentu di dunia online, terutama pada social media seperti Twitter atau Facebook. 

Aksi brandjacking yang cukup terkenal adalah @BPGlobalPR, account palsu ini berpura-pura sebagai account perusahaan minyak BP saat sedang ramai bocoran minyak di Amerika Serikat.

Account @BPGlobalPR bahkan memiliki follower hingga 200.000 lebih. Jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan account asli @BP_America di kisaran 20.000.
( ash / rns ) 


Sumber: http://inet.detik.com/read/2010/11/23/135845/1500280/398/perusahaan-wajib-punya--tangan--di-media-sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar